Pengertian Emosi
Kataemosi
berasal dari bahasa latin yaitu movere
yang artinya bergerak/menggerakkan dan menjauh. Emosi adalah salah satu potensi
yang ada dalam diri individu. Emosi merupakan bahan mentah yang harus diolah
menjadi kekuatan untuk memahami setiap pergolakan-pergolakan hasil respon dari
pengalaman-pengalaman yang kita dapat, baik itu dari lingkungan maupun gejolak
dalam diri kita sendiri, sehingga kita menjadi pemenang dalam penguasaan diri
untuk bertindak tetap pada sasaran. Emosi dan perasaan biasanya akan bergejolak
dikarenakan dua hal yaitu kegemberiaan yang memuncak dan musibah yang berat.
Goleman (2003
: 512) menyatakan bahwa “Emosi adalah suatu perasaan-perasaan dan
pikiran-pikiran khasnya, sesuatu keadaan biologis dan fisiologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak”. Sementara itu Chaplin (dalam Ali
dan Asrori, 2004) mendefinisikan “Emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang
dari egoisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam dari
perubahan perilaku.”
Dalam
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwasanya di setiap diri individu mempunyai
kekuatan untuk merespon segala gejolak-gejolak (rangsangan) yang kita dapat,
rangsangan ini pada tingkatan atau kadar tertentu dapat mengubah keadaan
keseimbangan diri dan respon rangsangan yang paling tinggi adalah timbulnya
tindakan baik fisik maupun non-fisik. Setiap individu mempunyai kebutuhan
merasakan kebebasan dan jika kebebasan-kebebasan tesebut dikekang atau dengan keadaan lain
keberadaannya terancam (egoisme), maka timbul lah berontak dari dalam diri
individu yang dampak dari berontak ini dapat kita perhatikan pada mimic wajah
yang berubah, kondisi diri yang tidak terkendali, dan sebagainya.
Emosi pada
awalnya adalah suatu keadaan yang stabil dan normal. Emosi merupakan bahan mentah
yang harus diolah menjadi satu kekuatan, tetapi terkadang emosi juga dapat
menjadi potensi yang menjatuhkan diri kita sendiri bila saat seseorang tidak dapat
mengendalikannya. Pengelompokan emosi dalam golongan-golongan besar menurut
Goleman (2005 : 411) adalah sebagai berikut :
a.
Amarah ; beringas, mengamuk, benci, marah besar,
jengkel, kesal, terganggu, tersinggung dan barang kali yang paling hebat
tindakan kekerasan dan kebencian patologis.
b.
Kesedihan ; pedih, sedih, muram, melankolis,
kesepian, ditolak dan defresi.
c.
Rasa takut ; cemas, gugup, khawatir, was-was,
tidak tenang, ngeri, fobia, dan panik.
d.
Kenikmatan ; bahagia, gembira, puas, senang,
terhibur, bangga, terpesona, dan batas ujungnya manis.
e.
Cinta ; penerimaan, persahabatan, kepercayaan,
hormat, kasmaran, dan kasih.
f.
Terkejut ; terkesiap, takjub, terpana.
g.
Jengkel ; hina, jijik, benci, tidak suka.
h.
Malu ; rasa salah, kesal hati, hina, aib dan
hati hancur lebur.
Semua
pengelompokan yang digolongkan oleh Goleman di atas dapat kita kenali atau
perhatikan di saat-saat tertentu, pada sikap orang lain dari pancaran raut
wajah, baik itu marah, sedih, takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel,
ataupun malu.
No comments:
Post a Comment