ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
DENGAN METODE PERBANDINGAN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalh ini yang berjudul: “Analisis
Laporan Keuangan dengan Metode Perbandingan Di Perusahaan Manufaktur”
Kami menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa
serta bantuan berbagai pihak lain untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa proses
penyusunan dalam penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat terselesaikan
dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini dan
juga dalam penyelesaian tugas-tugas serta makalah berikutnya.
Kami sebagai penyusun makalah ini yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan dengan metode perbandingan di
perusahaan manufaktur, berharap dapat berguna dikemudian hari.
Pematangsianta, 09 Januari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tugas penting manajemen atau
investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya
laporan keuangan itu adalah laporan yang diyakini kewajarannya. Kewajaran
laporan keuangan diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap
laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan biasanya menyajikan pendapat
tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.
Kata analisis adalah memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil sedangkan laporan
keuangan adalah neraca, laba rugi, arus kas (dana). Jika analisis laporan
keuangan merupakan upaya mencari hubungan antara berbagai kas yang ada dalam
laporan keuangan perusahaan, maka dalam kegiatan ini kita perlu mengetahui
teknik atau metodenya. Teknik dan metode ini sebenarnya secara
tradisional sudah implicit dalam proses akuntansi. Maka sebenarnya dengan
menguasai benar proses akuntansi secara otomatis, kita sudah mengetahui teknik
tradisional dalam menganalisis laporan keuangan. Namun dalam analisis laporan
keuangan kita dapat mempelajari teknik yang lebih canggih dari teknik
tradisional.
Dalam makalah ini kami mengambil dua
perusahaan besar (PT. Unilever tbk dan PT.Indofood CBP Sumber Makmur tbk)
sebagai bentuk pertimbangan atas laporan keuangan dan dapat memberikan
informasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan perusahaan khususnya manufaktur
di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa itu analisis
laporan keuangan?
2) Apakah terdapat
tujuan mendasar dari analisis laporan keuangan?
3) Bagaimana cara
menganalisis laporan keuangan?
4) Apa itu analisis
laporan keuangan dengan metode perbandingan dan bagaimana cara menganalisisnya?
1.3 Tujuan
1.
Dapat menjelaskan pentingnya analisis
laporan keuangan dengan metode analisis perbandingan;
2. Untuk mengetahui kinerja perusahaan
dalam mengelola bisnis;
3.
Dapat mengetahui kesalahan dalam laporan
keuangan;
4.
Dapat menentukan peringkat (rating)
perusahaan-perusahaan manufaktur;
1.4 Manfaat
Bagi pembaca
Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan
gambaran bagi penulisan makalah selanjutnya yang berkaitan dengan analisis
laporan keuangan khususnya metode analisis perbandingan.
Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan mengenai
analisis laporan keuangan, agar mahir dalam menganalisa laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari
dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan. Untuk mejelaskan pengertian kata
ini, kita dapat menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisis
adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.
Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau
kedua pengertian ini digabungkan, analisis laporan keuangan berarti:
“menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara
data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat.” .Sofyan Syafri Harahap
(2011:227)
Pengertian lain tentang Analisis Laporan
Keuangan ini diberikan oleh penulis lain di bawah ini:
Menurut Bernstein
(1983:3)
“Analisis laporan keuangan mencakup
penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya
untuk melihat dari laporan ituukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat
berguna dalam proses pengambilan keputusan”.
Foster (1986:58) mengemukakan
pengertian analisis laporan keuangan sebagai berikut:
“mempelajari hubungan-hubungan di dalam
suatu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan
kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu.”
Helfert (1982): dalam
kata pendahuluannya, walaupun tidak merupakan definisi eksplisit tetapi
terkandung makna bahwa Analisis Laporan keuangan: “merupakan alat yang
digunakan dalam memahami masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan
keuangan”. Helfert dalam bukunya ini
menekankan bahwa analisis laporan keuangan pada arus dana dalam suatu sistem
bisnis. Dari gambaran arus dana ini dia melihat prestasi perusahaan, proyeksi,
optimalisasi modal, dan sumber dana perusahaan.
2.2 Tujuan Analisis
Laporan Keuangan
“Analisis laporan keuangan yang
dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan
keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1.
Dapat memberikan informasi yang lebih
luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2.
Dapat menggali informasi yang tidak
tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu
laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3.
Dapat mengetahui kesalahan yang
terkandung dalam laporan keuangan.
4.
Dapat membongkar hal-hal yang bersifat
tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan
dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannyadengan informasi yang
diperoleh dari luar perusahaan.
5.
Mengetahui sifat-sifat hubungan yang
akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di laporan
seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
6.
Dapat emberikan informasi yang
diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang
dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan
keuangan juga antara lain:
a) Dapat menilai
prestasi perusahaan.
b) Dapat memproyeksi
laporan keuangan.
c) Dapat menilai
kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:
-
Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal).
-
Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya).
-
Likuiditas
-
Solvabilitas
-
Aktivitas
-
Rentabilitas atau profitabilitas
-
Indicator Pasar Modal
d) Menilai
perkembangan dari waktu ke waktu
e) Melihat komposisi
struktur keuangan, arus dana.
1.
Dapat menentukan peringkat (rating)
perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
2.
Dapat membandingkan situasi perusahaan
dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industry
normal atau standar ideal.
3.
Dapat memahami situasi dan kondisi
keuangan yang dialamai perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur
keuangan dan sebagainya.
4.
Bisa juga memprediksi potensi apa yang
mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.” Sofyan
Syafrii Harahap (2011:195)
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan
keuangan menurut Bernstein (1983)adalah
sebagai berikut:
1) Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara
analitis lapran keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau
merger.
2) Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan
kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
3) Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat
kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi,
keuangan atau masalah lain.
4) Evaluation
Analisis dimaksudkan untuk menilai prestasi
manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain.
Ada beberapa tujuan dan manfaat menurut Kasmir
(2012:68) bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan
keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan
keuangan adalah:
1.
Untuk mengetahui posisi keuangan
perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun
hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2.
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa
saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3.
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang
dimiliki;
4.
Untuk mengetahui langkah-langkah
perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan saat ini;
5.
Untuk melakukan penilaian kinerja
manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap
berhasil atau gagal;
6.
Dapat juga digunakan sebagai pembanding
dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
2.3 Bentuk-Bentuk Dan
Teknik Analisis
Untuk melakukan analisis laporan
keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan penentuan
metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut
dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, para pengguna hasil analisis
tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.
Sebelum melakukan analisis laporan
keuangan, diperlukan langkah-langkah atau prosedur tertentu. Langkah atau
prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan.
Adapun langkah atau prosedur yang
dilakukan dalama analisis keuangan adalah:
1.
Mengumpulkan data keuangan dan data
pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun
beberapa periode;
2.
Melakukan pengukuran-pengukuran atau
perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang
biasa digubakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh
benar-benara tepat;
3.
Melakukan perhitungan dengan memasukan
angka-angkayang ada dalam laporan keuangan secara cermat;
4.
Memberikan interpretasi terhadap hasil
perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat;
5.
Membuat tentang posisi keuangan
perusahaan;
6.
Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan
sehubungan dengan hasil analisa tersebut;
Dalam praktiknya, terdapat dua macam
metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:
1.
1. Analisa Vertikal
Analisa vertikal merupakan analisa yang
dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan
antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya
untuk satu periode saja dan tidak dikuetahui perkembangan dari period eke
periode tidak diketahui.
1.
2. Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis
yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.
Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari
periode-periode yang lain.
Kemudian disamping meode yang digunakan
untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis-jenis teknik
analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Analisis perbandingan antara laporan
keuangan;
2.
Analisis trend;
3.
Analisis persentase perkomponen;
4.
Analisis sumber dan penggunaan dana;
5.
Analisis sumber dan penggunaan kas;
6.
Analisis rasio;
7.
Analisis kredit;
8.
Analisis laba kotor;
9.
Analisis titik pulang pokok atau titik
impas (break even point).
2.4 Kelemahan Analisis
Laporan Keuangan
Kelemahan analisis laporan keuangan
menurut Sofyan Syafri Harahap (2011: 203) dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Analisis laporan keuangan didasarkan
pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu
diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
2.
Objek analisis laporan keuangan hanya
laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan keuangan tidak cukup hanya dari
angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek lainnya seperti
tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industry, gaya manajemen, budaya
perusahaan, dan budaya masyarakat.
3.
Objek analisis adalah data historis yang
menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan.
4.
Jika kita melakukan perbandingan dengan
perusahaan lain maka perlu dilihat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi
penyebab perbedaan angka misalnya:
A.
Prinsip Akuntansi;
B.
Ukuran Perusahaan;
C.
Jenis Industri;
D.
Periode Laporan;
E.
Laporan Individual atau Laporan
Konsolidasi;
F.
Jenis perusahaan aspek profit mitive
atau non profit motive.
G.
Laporan keuangan hasil konsolidasi atau
hasil konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian tersendiri karena
perbedaan bisa saja timbul karena masalah kurs konversi atau metode
konsolidasi.
2.5 Analisis
Perbandingan
Analisis perbandingan adalah teknik
analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan
keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan yang lain,
dengan menunjukkan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau
dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukkan kenaikan dan
penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan
dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Sofyan
Syafri Harahap (2011:227)
Tujuan analisis perbandingan ini adalah
untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos
laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang
dibandingkan.
Perbandingan dapat juga dilakukan antara
laporan yang sudah dikonversikan ke angka indeks atau laporan bentuk common
size bentuk awam. Malah metode ini lebih mudah dan lebih sederhana
menafsirkannya disbanding laporan aslinya.
Dalam melakukan analisis laporan
keuangan teknik perbandingan ini, kita dapat membandingkannya dengan
angka-angka laporan keuangan tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan
sejenis, rasio rata-rat industry, dan rasio normatife sebagai standar
perbandingan (yardstick). Perbandingan antar pos laporan keuangan
dapat dilakukan melalui:
1.
Perbandingan dalam dua atau beberapa
tahun (horizontal), misalnya laporan keuangan tahun 2010, dibandingkan dengan
laporan keuangan tahun 2011.
2.
Perbandingan dengan perusahaan yang
dianggap terbaik.
3.
Perbandingan dengan angka-angka standar
industry yang berlaku (Industrial Norm). di Indonesia standar ini belum ada,
tetapi di USA beberapa perusahaan mengkhususkan diri mensupply informasi rasio
ini misalnya Moody’s, Standard & Poor dan lain-lain.
4.
Perbandingan dengan budget (anggaran).
5.
Perbandingan dengan bagian, divisi, atau
seksi yang ada dalam suatu perusahaan.
Dalam upaya perbandingan ini kita harus
memiliki standar sebagai ukuran lain yang dijadikan untuk membandingkan laporan
yang kita miliki. Tanpa standar pembanding itu kita tidak akan dapat menilai
keadaan atau posisi perusahaan yang dinilai.
Dalam melakukan perbandingan ini perlu
diyakinkan bahwa:
1.
Standar penyusunan laporan keuangan
harus sama.
2.
Size dari perusahaan yang dibandingkan
harus diperhatikan bukan berarti harus sama.
3.
Periode laporan yang dibandingkan harus
sama khususnya untuk laporan laba rugi dan komponennya. Jangan sampai laporan
Laba/Rugi satu tahun dibandingkan dengan laporan Laba/Rugi satu semester.
2.6 Sekilas Profil Perusahaan
v PT Unilever Indonesia tbk
PT Unilever Indonesia Tbk merupakan
salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia
yang berdiri pada 5 Desember 1933. Rangkaian produk Perseroan mencakup produk
Home & Personal Care serta Foods & Ice Cream ditandai dengan
brand-brand terpercaya dan ternama di dunia, antara lain Wall’s, Lifebuoy,
Vaseline, Pepsodent, Lux, Pond’s, Sunlight, Rinso, Blue Band, Royco, Dove,
Rexona, Clear, dan lain-lain.
v PT Indofood CBP Sukses Makmur
tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(“ICBP” atau “Perseroan”) merupakan produsen makanan dalam kemasan yang mapan
dan terkemuka dengan berbagai pilihan produk makanan sehari–hari bagi konsumen
disegala usia. Banyak di antara merek produknya merupakan merek terkemuka yang
telah melekat di hati masyarakat Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan
loyalitas jutaan konsumen di Indonesia selama bertahun–tahun.
ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di
bulan September 2009 serta tercatat di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) pada
tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui restrukturisasi internal dari
Grup Produk Konsumen Bermerek (“CBP”) PT Indofood Sukses Makmur Tbk
(“Indofood”), perusahaan induk ICBP yang sahamnya tercatat di BEI sejak tahun
1994. Melalui proses restrukturisasi internal, seluruh kegiatan usaha Grup CBP
dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan
makanan khusus, serta biskuit (sebelumnya tergabung dalam Grup Bogasari),
dialihkan ke ICBP.
Setelah pencatatan saham ICBP, Indofood
tetap menjadi pemegang saham mayoritas ICBP dengan kepemilikan saham sekitar
80%. Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki sinergi dengan perusahaan–perusahaan
Grup Indofood lainnya dalam menjaga keunggulan kompetitifnya.
2.7 Ikhtisar Data Keuangan Penting dan Ikhtisar Saham
v Unilever Indonesia Tbk
Tabel dibawah ini adalah ikhtisar data
keuangan penting dari perseroan untuk lima tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 dikutip dari laporan keuangan
berdasarkan konsolidasian perseroan yang diaudit.
2.8 Analisis Perbandingan (Neraca, Laba Rugi, dan Arus
Kas)
2.8.1 Unilever
IndonesiaTbk
PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak
|
||||||||||
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
|
||||||||||
31 Desember 2011 dan 2010
|
||||||||||
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
|
||||||||||
2011
|
2010
|
Selisih
|
||||||||
ASET
|
||||||||||
Aset
Lancar
|
||||||||||
Kas dan
setara kas
|
336143
|
317759
|
^ 18384
|
|||||||
Piutang
Usaha
|
||||||||||
Pihak
Ketiga
|
1877699
|
1445450
|
^ 432249
|
|||||||
Pihak
Berelasi
|
198384
|
122088
|
^ 76296
|
|||||||
Utang muka
dan piutang lain-lain
|
||||||||||
Pihak
Ketiga
|
107249
|
182773
|
v 75524
|
|||||||
Pihak
Berelasi
|
4948
|
2322
|
^ 2626
|
|||||||
Persediaan
|
1812821
|
1574060
|
^ 238761
|
|||||||
Pajak
dibayar dimuka
|
48127
|
51533
|
v 3406
|
|||||||
Beban
dibayar dimuka
|
60848
|
52145
|
^ 8703
|
|||||||
Jumlah
Aset Lancar
|
4446219
|
3748130
|
||||||||
Aset Tidak
Lancar
|
||||||||||
Aset Tetap
|
5314311
|
4148778
|
^ 1165533
|
|||||||
Good Will
|
61925
|
61925
|
||||||||
Aset tak
berwujud
|
584152
|
646356
|
v 62204
|
|||||||
Beban
pensiun dibayar dimuka
|
45696
|
v 45696
|
||||||||
Aset
lain-lain
|
75705
|
50377
|
^25328
|
|||||||
Jumlah
Aset Tidak Lancar
|
6036093
|
4953132
|
||||||||
Jumlah
Aset
|
|
10482312
|
8701262
|
|||||||
LIABILITAS
|
||||||||||
Liabilitas
Jangka Pendek
|
||||||||||
Pinjaman
jangak pendek
|
699160
|
190000
|
^ 509160
|
|||||||
Utang
usaha
|
||||||||||
Pihak
Ketiga
|
2158530
|
1612672
|
^ 545858
|
|||||||
Pihak
Berelasi
|
451630
|
208778
|
^ 242852
|
|||||||
Utang
pajak
|
451630
|
208921
|
^ 71809
|
|||||||
Akrual
|
2158530
|
1612672
|
^ 747429
|
|||||||
Utang
lain-lain
|
||||||||||
Pihak
Ketiga
|
447175
|
555057
|
v 107882
|
|||||||
Pihak
Berelasi
|
232966
|
171538
|
^ 61428
|
|||||||
Jumlah
Liabilitas Jangka Pendek
|
6474594
|
4402940
|
||||||||
Liabilitas Jangka
Panjang Liabilitas pajak tangguhan
70930
49939
^ 20991 Kewajiban imbalan kerja
255851
199530
^ 56321 Jumlah Liabilitas Jangka
Panjang
326781
249469
Jumlah Liabilitas
6801375
4652409
EKUITAS Modal
Saham
76300
76300
(Modal dasar, seluruhnya
ditempatkan dan disetor penuh: 7.630.000.000 lembar
saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 (nilai penuh)
perlembar saham) Agio Saham
15227
15227
Selisih nilai transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali
80773
80773
Saldo laba yang dicadangkan
15260
15260
Saldo laba yang belum
dicadangkan
3489008
3857859
v 368851 Ekuitas pemilik yang
didistribusikan kepada pemilik entitas induk
3676568
4045419
v 368851 Kepentingan non pengendali
4369
3434
^ 935Jumlah Ekuitas
3680937
4048853
v 367916Jumlah
Liabilitas dan Ekuitas
10482312
8701262
^ 1781050
PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak
|
|||||||||
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
|
|||||||||
Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember
2011 dan 2010
|
|||||||||
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
|
|||||||||
2011
|
2010
|
Selisih
|
|||||||
Penjualan
Bersih
|
|
|
|
|
23469218
|
19690239
|
^
3778979
|
||
Harga
Pokok Penjualan
|
(11462805)
|
(9485274)
|
^
1977531
|
||||||
Laba
Bruto
|
12006513
|
10204965
|
^
1801448
|
||||||
Beban Pemasaran
dan Penjualan
|
(5243477)
|
(4523283)
|
^ 720194
|
||||||
Beban umum
dan administrasi
|
(1307526)
|
(1139057)
|
^ 168469
|
||||||
Keuntungan
pelepasan aset tetap
|
769
|
318
|
^ 451
|
||||||
Keuntungan
pelepasan aset tak berwujud
|
112762
|
^ 112762
|
|||||||
Kerugian
selisih kurs, bersih
|
(831)
|
(10768)
|
v 9937
|
||||||
Penghasilan
bunga
|
33189
|
36395
|
v 3206
|
||||||
Beban
bunga
|
(26500)
|
(22803)
|
^ 3697
|
||||||
Laba
Sebelum Pajak Penghasilan
|
5574799
|
4545767
|
^
1029032
|
||||||
Beban
Pajak Penghasilan
|
1410495
|
1161119
|
^ 249376
|
||||||
Laba Tahun
Berjalan
|
4164304
|
3384648
|
^
779656
|
||||||
Pendapatan/Beban
komprehensif lain setelah pajak
|
|||||||||
Jumlah
Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan
|
4164304
|
3384648
|
^
779656
|
||||||
Laba/Jumlah
pendapatan yang dapat diatribusikan kepada :
|
|||||||||
Pemilik
entitas induk
|
4163369
|
3386970
|
^ 776399
|
||||||
Kepentingan
non pengendali
|
935
|
(2322)
|
^ 3257
|
||||||
4164340
|
3384648
|
||||||||
Laba
per saham
|
546
|
444
|
^ 102
|
||||||
(dinyatakan
dalam nilai penuh rupiah persaham)
|
|||||||||
PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak
|
|||||||||
Laporan Arus Kas Konsolidasian
|
|||||||||
Untuk Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember
2011 dan 2010
|
|||||||||
(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
|
|||||||||
2011
|
2010
|
Selisih
|
|||||||
Arus
Kas dari Aktivitas Operasi
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
Penerimaan
dari pelanggan
|
|
25200151
|
21263743
|
^ 3936408
|
||||
|
Pembayaran
kepada pemasok
|
|
(16842494)
|
(14903716)
|
^ 1938778
|
||||
Pembayaran
remunerasi direksi dan karyawan
|
(834310)
|
(849176)
|
v 14866
|
||||||
Pembayaran
imbalan kerja
|
(20076)
|
(26642)
|
v 6566
|
||||||
Pembayaran
untuk beban jasa dan royalti
|
(740521)
|
(643432)
|
^ 97089
|
||||||
Kas yang
dihasilkan dari operasi
|
6762750
|
4840777
|
^ 1921973
|
||||||
Penerimaan
dari pendapatan bunga
|
26701
|
37145
|
v 10444
|
||||||
Pembayaran
bunga
|
(26500)
|
(29927)
|
v 3427
|
||||||
Pelunasan
pinjaman karyawan
|
3398
|
4127
|
v 729
|
||||||
Pembayaran
pajak penghasilan badan
|
(1304473)
|
(1232933)
|
^ 71540
|
||||||
Arus
Kas bersih yang diperoleh dari Aktivitas Operasi
|
5461876
|
3619189
|
^
1842687
|
||||||
|
|
|
|
||||||
Arus
Kas dari Aktivitas Investasi
|
|||||||||
Pembelian
aset tetap
|
(1600786)
|
(1238520)
|
^ 362266
|
||||||
Pembelian
aset tak berwujud
|
(91438)
|
(73872)
|
^ 17566
|
||||||
|
Hasil
penjualan aset tetap
|
83407
|
2368
|
^ 81039
|
|||||
Hasil
penjualan aset tak berwujud
|
175679
|
^ 175679
|
|||||||
Arus
Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi
|
(1433138)
|
(1310024)
|
^
123114
|
||||||
Arus
Kas dari Aktivitas Pendanaan
|
|
|
|
|
|||||
Penerimaan
pinjaman jangka pendek
|
699160
|
190000
|
^ 509160
|
||||||
|
Pembayaran
pinjaman jangka pendek
|
(190000)
|
^ 190000
|
||||||
Pembayaran
deviden kepada pemegang saham
|
(4519907)
|
(3037461)
|
^ 1482446
|
||||||
Arus
Kas bersih yang digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
|
(4010747)
|
(2847461)
|
^
1163286
|
||||||
|
|
||||||||
Kenaikan/(penurunan)
bersih kas dan setara kas
|
17991
|
(538296)
|
|||||||
|
|
|
|
||||||
Dampak
perubahan kurs terhadap kas dan setara kas
|
393
|
(2267)
|
|||||||
Kas
dan setara kas pada awal tahun
|
317759
|
858322
|
|||||||
Kas
dan setara kas pada akhir tahun
|
336143
|
317759
|
|||||||
ANALISIS
v Kas dan setara kas
Kas dan setara kas naik Rp.
18.384.000.000 dari tahun 2010 sebesar Rp. 317.759.000.000 ke tahun 2011
sebesar Rp. 336.143.000.000, disebabkan karena tingkat penjualan meningkat.
v Piutang Usaha
Piutang usaha ini meningkat mengikuti
petumbuhan penjualan. Piutang usaha ini terdiri dari piutang kepada pihak
ketiga dan kepada pihak yang berelasi.
v Uang muka dan piutang lain-lain
Pada pos ini sebagian besar berasal dari
sewa gudang Mega Distribution Centre (MCD) Cikarang, yang diperuntukan untuk
tempat menyimpan barang jadi sebelum didistibusikan ke distributor.
v Persediaan
Persediaan ini meningkat dari tahun 2010
ke tahun 2011 sebesar Rp. 238.761.000.000, yang didalamnya termasuk peningkatan
penyisihan produk tidak laris dan asuransi bencana pada setiap lokasi
persediaan.
v Pajak dibayar dimuka
Penurunan pajak dibayar dimuka ini
disebabkan oleh penerimaan pembayaran lebih pajak entitas anak sebesar Rp. 5
Milyar
v Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka naik sebesar Rp.
8.703.000.000 dari tahun 2010 sebesar Rp. 52.145.000.00 ke tahun 2011 sebesar
Rp. 60.848.000.000.
v Aset tetap
Kenaikan asset tetap sebesar Rp.
1.165.533.000.000 ini dikarenakan adanya pembelian aset tetap baru sebesar Rp.
1.600.786.000.000
v Good Will
Good will tidak mengalami perubahan
karena pada tahun 2011 sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2010) good will tidak lagi
diamortisasi.
v Aset tak berwujud
Aset tak berwujud ini berupa merek
dagang dan lisensi perangkat lunak. Perubahan aset tak berwujud pada tahun 2011
adalah disebabkan adanya biaya lisensi SAP, pelepasan merek dagang Taro pada
nilai buku bersih 62,9 Milyar, serta penghapus bukuan salah satu lisensi
perangkat lunak dengan nilai buku bersih 8,4 Milyar.
v Beban pensiun dibayar dimuka
Pada tahun 2011 tidak ada aktivitas ini.
v Aset lain-lain
Kenaikan aset lain-lain ini disebabkan
terutama oleh adanya peningkatan uang jaminan jangka panjang serta sewa dibayar
dimuka jangka panjang.
v Pinjaman jangka pendek
Pinjaman jangka pendek meningkat
disebabkan adanya pinjaman jangka pendek yang baru sebesar Rp. 699.160.000.000.
v Utang usaha
Utang usaha meningkat baik kepada
pihak yang ketiga sebesar Rp. 545.858.000.000 juga kepada pihak yang berelasi
sebesar Rp. 71.809.000.000
v Utang Pajak
Utang pajak meningkat pada tahun 2011
karena adanya pajak yang di tangguhkan pembayarannya.
v Utang lain-lain
Utang lain-lain meningkat baik kepada
pihak ketiga sebesar Rp. 107.882.000.000 dan kepada pihak yang berelasi sebesar
Rp. 61.428.000.000.
v Liabilitas pajak tangguhan
Meningkat disebabkan adanya pempayaran
pajak yang ditangguhkan.
v Kewajiban imbalan kerja
Kewajiban imbalan kerja meningkat akibat
adanya perubahan asumsi pada perhitungan kewajiban imbalan pension.
v Ekuitas
Ekuitas mengalami penurunan sebesar 368
Milyar dari sebelumnya 4,1 Triliun pada tahun 2010 menjadi 3,7 Triliun
pada tahun 2011, dikarenakan adanya kenaikan pembayaran deviden interim
kepada para pemegang saham.
v Penjualan Bersih
Penjualan bersih meningkat dari
sebelumnya 1,9 Triliun pada tahun 2010 menjadi 2,3 Triliun pada tahun 2011,
dikarenakan kenaikan jumlah penjualan produk foods & beverages
sebesar 25,7 % dan produk home&personal care 17,0 %
v Harga Pokok Penjualan
HPP ini tentunya akan mengikuti
peningkatan penjualan bersih.
v Laba
Laba ini meningkat sejalan dengan
tingkat penjualan bersih yang naik sebesar 3,7 Triliun.
v Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi ini
meningkat 1,8 Triliun diakibatkan adanya kenaikan penerimaan dari pelanggan
sebesar 3,9 Triliun. Arus kas keluar disebabkan kenaikan pembayaran kepada
pemasok sebesar 1,9 Triliun.
v Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi
meningkat dikarenakan adanya pembelian aset tetap 362 Milyar dan adanya
pelepasan brand dan aset tetap Taro.
v Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan
meningkat dikarenakan adanya peningkatan pembayaran deviden kepada para
pemegang saham 1,4 Triliun.
2.8.2 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK
|
||||||||
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
|
||||||||
31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31
Desember 2009
|
||||||||
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan
Lain)
|
||||||||
2011
|
2010
|
Selisih
|
||||||
ASET
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Aset
Lancar
|
|
|||||||
|
Kas dan
setara kas
|
|
4420644
|
3407687
|
^ 1012957
|
|||
Investasi
jangka pendek
|
17280
|
19360
|
v 2080
|
|||||
Piutang
usaha
|
||||||||
Pihak
ketiga
|
638191
|
488044
|
^150147
|
|||||
Pihak
berelasi
|
1622138
|
1466055
|
^156083
|
|||||
Piutang
bukan usaha
|
||||||||
Pihak
ketiga
|
64845
|
34625
|
^30220
|
|||||
Pihak
berelasi
|
53228
|
37525
|
^15703
|
|||||
Persediaan-neto
|
1629883
|
1422466
|
^207417
|
|||||
|
Uang muka
dan jaminan
|
114452
|
116954
|
v 2502
|
||||
|
Pajak
dibayar dimuka
|
210
|
28
|
^ 182
|
||||
|
Biaya
dibayar dimuka
|
19440
|
25091
|
v 5651
|
||||
Total
Aset Lancar
|
|
8580311
|
7017835
|
^ 1562476
|
||||
Aset
Tidak Lancar
|
||||||||
|
Aset pajak
tangguhan
|
110168
|
96790
|
^22378
|
||||
Penyertaan
jangka panjang
|
83201
|
8948
|
^74253
|
|||||
|
Aset tetap
|
2590036
|
2304588
|
^285448
|
||||
Beban yang
ditangguhkan
|
57960
|
40596
|
^17364
|
|||||
|
Good will
|
|
1424030
|
1424030
|
||||
Aset tidak
berwujud
|
2198433
|
2331671
|
v133238
|
|||||
|
Aset tidak
berwujud lainnya
|
169718
|
136855
|
^32863
|
||||
Total
Aset Tidak Lancar
|
|
6642546
|
6343478
|
^299068
|
||||
TOTAL
ASET
|
15222857
|
13361313
|
^1861544
|
|||||
|
|
|||||||
LIABILITAS
|
||||||||
Liabilitas
Jangka Pendek
|
|
|
|
|||||
Utang bank
jangka pendek dan cerukan
|
417851
|
405362
|
^12489
|
|||||
Utang
trust receipts
|
210744
|
94863
|
^115881
|
|||||
|
Utang
usaha
|
|||||||
Pihak
ketiga
|
966691
|
807382
|
^159309
|
|||||
|
Pihak
berelasi
|
307376
|
326670
|
v 19294
|
||||
Utang
bukan usaha
|
||||||||
Pihak
ketiga
|
97056
|
102907
|
v 5851
|
|||||
Pihak
berelasi
|
58265
|
73434
|
v15169
|
|||||
Beban
masih harus dibayar
|
698077
|
621832
|
^76245
|
|||||
|
Utang
pajak
|
|
226251
|
257411
|
v31160
|
|||
Liabilitas
proforma
|
||||||||
Utang
jangka panjang yang jatuh tempo dalam
|
||||||||
waktu satu
tahun
|
||||||||
Utang bank
|
8500
|
v8500
|
||||||
Utang
pembelian aset tetap
|
6259
|
2839
|
^3420
|
|||||
Total
Liabilitas Jangka Pendek
|
|
2988540
|
2701200
|
^287340
|
||||
Liabilitas
Jangka Panjang
|
||||||||
Utang
jangka panjang setelah dikurangi beban yang
|
||||||||
jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun
|
||||||||
Utang bank
|
111932
|
4958
|
^106974
|
|||||
Utang
pembelian aset tetap
|
33575
|
9819
|
^23750
|
|||||
Liabilitas
pajak tangguhan-neto
|
563433
|
598820
|
v35387
|
|||||
Liabilitas
imbalan kerja karyawan
|
815604
|
684335
|
^131269
|
|||||
Total
Liabilitas Jangka Panjang
|
|
1524544
|
1297932
|
^226612
|
||||
TOTAL
LIABILITAS
|
|
4513084
|
3999132
|
^513952
|
||||
EKUITAS
|
||||||||
Ekuitas
yang Dapat Diatribusikan kepada pemilik
|
||||||||
Entitas
Induk
|
||||||||
Modal
saham
|
||||||||
nilai
nominal Rp100 per saham
|
||||||||
pada
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
|
||||||||
(Rp1.000
pada tanggal 1 Januari 2010
|
||||||||
31
Desember 2009)
|
||||||||
Modal dasar
|
||||||||
7.500.000.000
saham pada tanggal 31
|
||||||||
Desember
2011 dan 2010
|
||||||||
(750.000.000
saham pada tanggal
|
||||||||
1 Januari
2010-31 Desember 2009)
|
||||||||
Modal
ditempatkan dan disetor penuh
|
||||||||
-5830954000
pada tanggal
|
||||||||
31
Desember 2011 dan 2010
|
||||||||
(466.476.178
saham pada tanggal
|
||||||||
1 Januari
2010 – 31 Desember 2009)
|
583095
|
583095
|
||||||
Agio saham
|
5969721
|
5969721
|
||||||
Selisih
nilai transaksi restrukturisasi antara
|
||||||||
entitas
sepengendali
|
15748
|
15748
|
||||||
Selisih
atas perubahan ekuitas entitas anak
|
4704
|
6130
|
v 1426
|
|||||
Selisih
kurs atas penjabaran laporan keuangan
|
(216)
|
20
|
v 236
|
|||||
Saldo laba
|
||||||||
Telah
ditentukan penggunaannya
|
5000
|
v 5000
|
||||||
Belum
ditentukan penggunaannya
|
3638786
|
2344832
|
^ 1293954
|
|||||
Sub total
|
10216838
|
8919546
|
^1297292
|
|||||
Kepentingan
nonpengendali
|
492935
|
442635
|
^50300
|
|||||
TOTAL
EKUITAS
|
10709773
|
9362181
|
^
1347592
|
|||||
TOTAL
LIABILITAS DAN EKUITAS
|
15222857
|
13361313
|
^
1861544
|
PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK
|
|||
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
|
|||
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember
2011 dan 2010
|
|||
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan
Lain)
|
|||
2011
|
2010
|
Selisih
|
|
PENJUALAN
NETO
|
19367115
|
17960120
|
1407035
|
BEBAN
POKOK PENJUALAN
|
14335896
|
12976664
|
1359232
|
|
|||
LABA
BRUTO
|
5031259
|
4983456
|
47803
|
Beban
penjualan
|
|||
dan distribusi
|
(1798508)
|
(1818705)
|
-20197
|
Beban umum
|
|||
dan administrasi
|
(592140)
|
(528268)
|
63872
|
Pendapatan
operasi lain
|
126762
|
122234
|
4528
|
Beban
operasi lain
|
(158625)
|
(216427)
|
57802
|
Bagian
atas rugi neto entitas
|
0
|
||
asosiasi
|
(747)
|
-10513
|
9766
|
|
0
|
||
LABA
USAHA
|
2608001
|
1531777
|
1076224
|
|
|
|
0
|
Pendapatan
keuangan
|
183453
|
70906
|
112547
|
Beban
keuangan
|
(46544)
|
(83541)
|
36997
|
LABA
SEBELUM MANFAAT/(BEBAN)
|
|||
PAJAK
PENGHASILAN
|
2744910
|
2519142
|
225768
|
|
|||
MANFAAT/(BEBAN)
PAJAK
|
|||
PENGHASILAN
|
|||
Kini
|
(736287)
|
(734012)
|
-2275
|
Tangguhan
|
57742
|
67099
|
-9357
|
|
|
||
Beban
Pajak Penghasilan-Neto
|
(678545)
|
(666913)
|
-11632
|
|
|
||
LABA
SEBELUM
|
|||
PENYESUAIAN
PROFORMA
|
2066365
|
1852229
|
214136
|
PENYESUAIAN
PROFORMA
|
(24320)
|
24320
|
|
LABA
TAHUN BERJALAN
|
2066365
|
1827909
|
238456
|
|
Pendapatan
komprehensif lain Laba/(rugi) yang belum
terealisasi dari
aset keuangan tersedia
untuk dijual
(2080)
8943
-11023
Selisih kurs
atas penjabaran laporan
keuangan Entitas Anak asing
(236)
20
-256
Pendapatan komprehensif lain
(2316)
8963
-11279
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
2064049
1836875
227174
Laba tahun berjalan
yang dapat
diatribusikan kepada :
Pemilik
entitas induk
1975345
1704047
271298
Kepentingan nonpengendali
91020
123862
-32842
Total
2066365
1827909
238456
Total laba
komprehensif
yang dapat diatribusikan
kepada:
Pemilik
entitas induk
1973683
1710197
263486
Kepentingan nonpengendali
90366
126675
-36309
Total
2066365
1827909
238456
LABA PER SAHAM DASAR
YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN
KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK
339
344
-5
PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DAN ENTITAS ANAK
|
|||
LAPORAN ARUS KAS KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
|
|||
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember
2011 dan 2010
|
|||
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan
Lain)
|
|||
2011
|
2010
|
Selisih
|
|
ARUS
KAS DARI AKTIVITAS
|
|||
OPERASI
|
|||
Penerimaan
kas dari pelanggan
|
19060925
|
17453973
|
1606952
|
Pembayaran
kas kepada pemasok
|
(11996292)
|
(10797551)
|
-1198741
|
Pembayaran
untuk beban produksi dan usaha
|
(2895559)
|
(2658272)
|
-237287
|
Pembayaran
kepada karyawan
|
(1301679)
|
(1242048)
|
-59631
|
Kas yang
diperoleh dari operasi
|
2867395
|
2756102
|
111293
|
Penerimaan
penghasilan bunga
|
183453
|
57592
|
125861
|
Pembayaran
pajak-neto
|
(819597)
|
(509750)
|
-309847
|
Pembayaran
beban bunga
|
(42038)
|
(91369)
|
49331
|
Penerimaan/(pembayaran)lainnya-neto
|
(14786)
|
39467
|
-54253
|
Kas
Neto yang Diperoleh dari Aktivitas INVESTASI
|
|||
Penerimaan
dari penjualan aset tetap
|
3980
|
5642
|
-1662
|
Penambahan
aset tetap
|
(476807)
|
(352569)
|
-124238
|
Pembayaran
investasi pada entitas asosiasi
|
(75000)
|
-75000
|
|
Pembayaran
investasi pada entitas Tahap III
|
(298010)
|
298010
|
|
Kas
Neto yang Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
|
(547827)
|
(644937)
|
97110
|
ARUS
KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
|
|||
Penerimaan
dari utang bank jangka pendek
|
85000
|
38653
|
46347
|
Penerimaan
dari utang bank jangka panjang
|
111320
|
111320
|
|
Pembayaran
dividen kas
|
(676391)
|
(144355)
|
-532036
|
Pembayaran
dividen kas oleh Entitas Anak kepada
|
|||
kepentingan nonpengendalian
|
(40066)
|
(39265)
|
-801
|
Pembayaran
utang bank jangka panjang
|
(13458)
|
(36379)
|
22921
|
Pembayaran
utang pembelian aset tetap
|
(9789)
|
(4020)
|
-5769
|
Pembayaran
utang bank jangka pendek
|
(5000)
|
(1083203)
|
1078203
|
Penerimaan
dari penawaran umum perdana saham
|
|||
neto setelah dikurangi biaya penerbitan
|
6086340
|
-6086340
|
|
Penerimaan
utang pemegang saham
|
298010
|
-298010
|
|
Pembayaran
utang pemegang saham
|
(4117254)
|
4117254
|
|
Kas Neto yang Diperoleh
dari/ (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(548384)
998527
-1546911
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
1078216
2605632
-1527416
v Aset
Total aset pada tahun 2011 meningkat
hingga mencapai 15,22 Triliun, ini disebabkan adanya peningkatan kas dan setara
kas, piutang dan persedian karena naiknya harga.
v Liabilitas
Peningkatan liabilitas disini terutama
disebabkan adanya kenaikan pada trust receipts yang digunakan untuk mengimpor
bahan baku, serta adanya pinjaman jangka panjang kepada bank.
v Ekuitas
Total ekuitas ini meningkat, dan sangat
dipengaruhi oleh adanya peningkatan laba bersih.
v Penjualan Neto
Penjualan meningkat di tahun 2011 dan
hampir merata di seluruh divisi, Divisi MI Intan meningkat sebesar 7,5%, Divisi
Dairy naik 5,9% yang terdiri dari susu kental manis, susu cair, dan eskrim,
Divisi Penyedap Makanan naik 22,3% terutama untuk penjualan saus sambal dan
recipe mixes, Divisi Makanan Ringan naik 19,7%, serta Divisi Nutrisi dan
Makanan Khusus naik 1,1% yang didorong oleh peningkatan penjualan bubur dan
biscuit bayi.
v Laba Bruto
Laba bruto meningkat sebanding dengan
peningkatan penjualan.
DAFTAR
PUSTAKA
ü Harahap, Sofyan Safri. 2011. Analisis
kritis atas laporan keuangan.
Jakarta: Rajawali pers.
ü Kasmir.2012. Analisis
laporan keuangan. Jakarta:Rajawali pers.
Berikut Ppt nya bisa di klik
disini Analisis Laporan Keuangan dengan Metode
Perbandingan di Perusahaaan
No comments:
Post a Comment