Thursday, 12 March 2015

kecerdasan emosional

    Pentingnya Kecerdasan Emosional
Kecerdasan akademis bukan satu-satunya jalan seseorang untuk dapat menuju keberhasilan. Kemampuan secara akademik, nilai rapor, predikat, kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa menjadi tolak ukur seberapa baik prestasi seseorang. Kecerdasan emosi menuntut kepekaan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energy emosi dalam kehidupan sehari-hari.
AL Qorni dalam Tahzan (2005 : 74) mengungkapkan bahwa : Barang yang mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan keteguhan keyakinan. Karena itu pula, ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan di karenakan keberhasilannya mengalahkan nafsu.

Goleman (2005 : 24) menyatakan bahwa : “Untuk mencapai kesuksesan, IQ bukanlah merupakan hal yang utama. Manusia memiliki banyak kecerdasan lain yang jauh lebih penting, yaitu : 1) kecerdasan phisik, 2) kecerdasan intelektual, 3) kecerdasan sosial, 4) kecerdasan emosional, 5) kecerdasan intelektual”. Stenberg dalam Ginanjar (2006 : 38) menyatakan bahwa : “Bila IQ berkuasa, ini karena kita membiarkan berbuat demikian. Dan bila kita membiarkannya berkuasa, kita telah memilih penguasa yang buruk.”
Dari beberapa hasil penelitian telah banyak terbukti bahwa kecerdasan emisi memiliki peran yang sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual (IQ). Kecerdasan otak barulah merupakan syarat minimal untuk meraih keberhasilan, kecerdasan emosional lah yang sesungguhnya menghantarkan orang menuju puncak prestasi. Terbukti banyak orang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, tetapi terpuruk ditengah persaingan dikarenakan tidak memiliki kemampuan untuk bertahan menghadapi rintangan dan cobaan yang datang setiap saat.
Kecerdasan intelektual IQ itu perlu tetapi IQ tidak dapat bekerja tanpa diiringi oleh EQ(Emosional Quotion). Hal ini pula yang dikemukakan oleh Goleman (2005 : 44) bahwa : “Yang paling cerdas diantar kita dapat terperosok kedalam nafsu yang tidak terkendali dan dalam influs yang meledak-ledak karena IQ menyumbang kira-kira 20% sebagai faktor penentu kesuksesan hidup dan yang 80% lagi diisi oleh kekuatan-kekuatan lain.”


2.10     Komponen Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Intelegen(IQ) dan Kecerdasan Emosional (EQ) bukanlah komponen-komponen yang saling bertentangan melainkan keterampilan yang saling terpisah, namun keduanya juga berintegrasi secara dinamis. Craig.J.A (2005 : 134) mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam hidup, yaitu :
1.        Kesadaran Diri
a.    Mengenal dan merasakan emosi sendiri
b.    Memahami penyebab perasaan yang timbul
c.    Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan.
2.        Mengelola Emosi
a.    Mengelola dengan baik perasaan dan emosi-emosi  yang menekan
b.    Tetap teguh dan tidak goyah bahkan dalam situasi berat
c.    Dapat berpikir jernih dan tetap berfokus walau dalam situasi tertekan.
3.        Memotivasi Diri Sendiri
a.    Optimis
b.    Mempunyai pandangan positif tentang diri, sekolah dan keluarga
c.    Memilki kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa (stress)
4.        Mengenali Emosi Orang Lain
a.    Mampu menerima sudut pandang orang lain
b.    Memiliki sifat empati terhadap orang lain
c.    Mampu mendengarkan orang lain
5.        Membina Hubungan
a.    Memiliki kemampuan untuk menganalisis hubungan dengan orang lain
b.    Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain
c.    Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain

     Perkembangan Kecerdasan Emosional
EQ dapat dikendalikan dan dikembangkan. Pengembangan kecerdasan emosional gaya Steiner (dalam Ngermanto, 2007 : 100), ada tiga cara yaitu :
a.    Membuka hati
b.    Menjelajahi daratan emosi
c.    Mengambil tanggung jawab
Pertama kita harus dapat merasakan keadaan perasaan kita dan mengakui saat perasaan itu tidak stabil dengan ditandai adanya perubahan pada diri, seperti selalu sedih, malas melakukan aktivitas dan lain sebagainya.
Setelah membuka hati, kita dapat melihat kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupan. Kita dapat berlatih untuk mengetahui perasaan kita, paham hambatan dan aliran emosi kita, mengetahui emosi orang lain dan perasaan yang dipengaruhi tindakan-tindakan kita. Tahapan menjelajahi emosi adalah kenyataan tindakan/perasaan, menanggapi percikan intuisi dan validasi percikan intuisi.

Setiap orang harus mengerti permasalahan, mengakui kesalahan dan keteledoran yang terjadi, membuatkan perbaikan dan memutuskan bagaimana merubah segala sesuatu. Langkah – langkah mengambil tanggung jawab adalah mengakui kesalahan, menerima atau menolak pengakuan, meminta maaf dan menerima atau menolak permintaan maaf. Upaya pengembangan kecerdasan emosional, pada intinya adalah bagaimana memahami dan mengelola emosi diri dan orang lain.

No comments:

Post a Comment