Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato. Filsafat Aristoteles
berkembang pada waktu Ia memimpin Lyceum, yang mencakup enam karya tulisnya
yang membahas masalah logika, karya-karyanya yang paling penting. diantaranya
kontribusi di bidang metafisika, fisika, etika, politik, kedokteran dan ilmu
alam. (kompas, Paragraf:1)
Aristotelas lahir di kota Stageria, Chalcidine pada
tahun 384 SM.
Ayahnya bernama Nicomachus, seorang dokter Raja Amynta
dari Makedonia.
Aristoteles kecil di didik sebagai aristokrat hingga
umur 13 tahun untuk kemudian pergi ke Athena dan melanjutkan sekolahnya
diperguruan tinggi milik Plato akademi.
Ia tinggal di akademi selama 20 tahun hingga Plato
meninggal pada tahun 345 SM. Sepeninggalan Plato ia mengembara ke Asia bersama
temannya yang bernama Xenocrates.
Kemudian ia berjalan menuju kepulauan Lesbos bersama
teman lainnya, Theophratus dan secara bersama mengadakan riset dan
zoologi.Kemudian dia menerima panggilan dari raja Philip dari Makadenoa untuk
menjadi guru anaknya,Alexander.
Prinsip Prinsip
Berpikir Aristoteles
Cara berpikir Aristoteles itu bersifat Rasional Deduksi. Dan ternyata Cara
berpikir ini memiliki kelemahan, karena cara fikir deduksi Aristoteles itu bisa
benar secara alur LOGIKA, namun akan salah jika di kaji secara FAKTA.
Contoh:
Batu yang berat dengan
batu yang ringan jika di jatuhkan dari ketinggian yang sama. Maka ? Jika
dilihat secara alur logika Aristoteles: batu yang berat maka akan jatuh
terlebih dahulu sedangkan batu yang lebih ringan, akan jatuh lebih lama.
namun kalau di lihat
menurut metode empiris (percobaan: Galileo) Ia melakukan percobaan menjatuhkan
batu berat dan ringan secara bersamaan. Maka yang terjadi, batu yang berat dan
ringan akan jatuh secara bersamaan. Karena: jika di kaji secara empiris,Waktu tempuh
untuk benda yang jatuh secara Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) Hanya di
pengaruhi oleh dua faktor yaitu: Ketinggian (h) dan percepatan gravitasi bumi
(g)
kesimpulan: waktu
jatuh benda bebas, hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu h = ketinggian dan g
= percepatan gravitasi bumi. Jadi berat dan besaran-besaran lain tidak
mempengaruhi waktu jatuh.
Pola pemikiran
Aristoteles ini merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas
tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut
Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita.
ia berhasil
dengan gemilang menggabungkan (melakukan sintesis) metode empiris-induktif dan
rasional-deduktif .Ada beberapa hasil pemikiran Aristoteles antara lain
No comments:
Post a Comment