Wednesday, 17 December 2014

Aristoteles

Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato. Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu Ia memimpin Lyceum, yang mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, karya-karyanya yang paling penting. diantaranya kontribusi di bidang metafisika, fisika, etika, politik, kedokteran dan ilmu alam. (kompas, Paragraf:1)
Aristotelas lahir di kota Stageria, Chalcidine pada tahun 384 SM.
Ayahnya bernama Nicomachus, seorang dokter Raja Amynta dari Makedonia.
Aristoteles kecil di didik sebagai aristokrat hingga umur 13 tahun untuk kemudian pergi ke Athena dan melanjutkan sekolahnya diperguruan tinggi milik Plato akademi.
Ia tinggal di akademi selama 20 tahun hingga Plato meninggal pada tahun 345 SM. Sepeninggalan Plato ia mengembara ke Asia bersama temannya yang bernama Xenocrates.
Kemudian ia berjalan menuju kepulauan Lesbos bersama teman lainnya, Theophratus dan secara bersama mengadakan riset dan zoologi.Kemudian dia menerima panggilan dari raja Philip dari Makadenoa untuk menjadi guru anaknya,Alexander.
Prinsip Prinsip Berpikir Aristoteles
Cara berpikir Aristoteles itu bersifat Rasional Deduksi. Dan ternyata Cara berpikir ini memiliki kelemahan, karena cara fikir deduksi Aristoteles itu bisa benar secara alur LOGIKA, namun akan salah jika di kaji secara FAKTA.
Contoh:
Batu yang berat dengan batu yang ringan jika di jatuhkan dari ketinggian yang sama. Maka ? Jika dilihat secara alur logika Aristoteles: batu yang berat maka akan jatuh terlebih dahulu sedangkan batu yang lebih ringan, akan jatuh lebih lama.
namun kalau di lihat menurut metode empiris (percobaan: Galileo) Ia melakukan percobaan menjatuhkan batu berat dan ringan secara bersamaan. Maka yang terjadi, batu yang berat dan ringan akan jatuh secara bersamaan. Karena: jika di kaji secara empiris,Waktu tempuh untuk benda yang jatuh secara Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) Hanya di pengaruhi oleh dua faktor yaitu: Ketinggian (h) dan percepatan gravitasi bumi (g)
kesimpulan: waktu jatuh benda bebas, hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu h = ketinggian dan g = percepatan gravitasi bumi. Jadi berat dan besaran-besaran lain tidak mempengaruhi waktu jatuh.
Pola pemikiran Aristoteles ini merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita.
ia berhasil dengan gemilang menggabungkan (melakukan sintesis) metode empiris-induktif dan rasional-deduktif .Ada beberapa hasil pemikiran Aristoteles antara lain


No comments:

Post a Comment